Selasa, 16 Juli 2013

Video Tentang Komunitas Belanda Depok

Depok - Sekretaris Yayasan Lembaga Cornelis Chastelain (YLCC) Boy Loen mengaku sangat prihatin dengan nasib bangunan-bangunan tua peninggalan Cornelis Chastelain. Hal tersebut lantaran dari 57 bangunan tua, hanya sekitar 20 persen yang masih tersisa.
Sebagian warisan Cornelis yang masih utuh dan terpelihara dengan baik antara lain, Kantor YLCC yang terletak di Jalan Pemuda, Gereja GPIB Immanuel, bangunan sekolah SD Pancoran Mas 2, RS Harapan Depok, taman pemakaman, dan juga rumah milik CJ. Jonathan.
Banyak bangunan tua di daerah Depok Lama tak dapat bertahan karena tekanan ekonomi menyebabkan ahli waris menjual tanah dan bangunannya. Biasanya, pemilik baru bangunan tersebut memilih untuk tidak mempertahankan keaslian bentuk bangunan. “Ada pula yang langsung dirobohkan nggak berbekas,” katanya kepada wartawan, Rabu (05/05).
Boy mengatakan bahwa komunitas Belanda Depok dari YLCC telah berulang kali mengusulkan ke Pemerintah Kota Depok maupun DPRD untuk melindungi cagar budaya tersebut. Perlindungan tersebut misalnya dalam bentuk kebijkan yang mengatur agar warga tidak sembarang merubuhkan atau merenovasi bangunan tua. “Pemerintah kalau bisa jangan asal kasih izin runtuhin bangunan tua. Kalaupun direnovasi, sebaiknya nggak merubah bentuk asal,” katanya. Akan tetapi, sampai saat ini pemerintah masih belum merespon permintaan itu. “Kayaknya pemerintah nggak peka sama hal-hal seperti,” ujarnya dengan nada getir.
Hilangnya beberapa bangunan tua tersebut juga membuat sebagian keturunan Belanda Depok yang tinggal di luar Depok menjadi suah untuk bernostalgia mengenang suasana Depok tempo dulu. “Saudara saya yang dari Belanda ketika di Depok bingung, karena melihat banyak rumah-rumah tua yang sudah berubah bentuk,” kata Boy.
Sementara itu, CJ Yonathan, yang merupakan anak dari Presiden Depok JM Yonathan mengakui banyak orang yang kecewa dengan punahnya banguna-bangunan tua tersebut. Meski demikian, ia mengaku pasrah dengan kondisi ini. “Saya rindu, tapi bagaimanapun kita nggak bisa kembali seperti dulu,” ujar pria berusia 89 tahun ini.
Komunitas Belanda Depok, dapat dikatakan sebagai warga asli Depok. Mereka bukanlah orang Belanda tetapi, orang pribumi yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Makasar, Surabaya, Bali, NTT, dan juga Betawi. Orang-orang dari berbagai wilayah ini dipekerjakan sebagai budak untuk menggarap tanah milik Cornelis Chastelein di Depok. Pria keturunan Perancis-Belanda ini diperkirakan tiba di Depok pada akhir abad 17.
Para budak ini kemudian dibagi menjadi 12 kelompok yang setiap kelompoknya diberikan marga. Ke-12 marga tersebut antara lain, Laurens, Tholense, Soedira, Joseph, Jacob, Zadokh, Leander, Jonathans, Bacas, Loen, Isakh, dan Samuel. Para budak Cornelis ini kemudian beranak pinak dan kemudian banyak dikenal dengan sebutan Belanda Depok.

Dibawah Ini Video Tentang Komunitas Belanda di Kota Depok


Tidak ada komentar:

Posting Komentar